⛈️ Doa Santri Untuk Kyai

IniDia Doa Santri Untuk Kyai Dan Artinya Ini Dia Doa Santri Untuk Kyai Dan Artinya 20 Mei Ini Dia Doa Santri Untuk Kyai Dan Artinya. Sholawat diucapkan untuk mendoakan nabi muhammad, sedangkan tarodhdhi. 6 permasalahan qurban yang selalu terulang; Doa Untuk Orang Tua Yang Sudah Meninggal Sesuai Sunnah from berbagiperuntukan.blogspot.com Ituikhtiar kita untuk meneladani dan menyuarakan Bapak Ganjar Pranowo kepada masyarakat, khususnya santri dan pondok pesantren," tutur Umam. "Malam ini kita mendoakan bersama-sama 30 kyai yang ada di Yogyakarta untuk beliau (Ganjar) menjadi Presiden di 2024. Karenasantri tersebut disuruh menyeberang tidak berani, Kyai Ahmad Siroj perintahkan padanya agar pulang saja. Bak Air Kosong, Penuh Tiba-Tiba Pada suatu ketika, Kyai Ahmad Siroj sedang berkunjung ke rumah Muhyi di Cepogo. Bak air (pengaron) yang berada di rumahnya, diminta oleh Kyai Ahmad Siroj untuk dibersihkan agar supaya bisa diisi dengan air. Sebagaimanajudul sub bab di atas, ngalap barakah yang dilakukan santri kepada kyai dengan meminum air kyai setelah mengaji tidak akan diketahui oleh orang yang tidak pernah nyantri. Ketika kami berebut untuk minum, kondisi kami sedang mengaji. Tentu ketika mengaji, ada ayat al-Qur'an, hadis, bahkan doa-doa yang diucapkan oleh kyai. DOAUNTUK SANTRI. Sebagai Kyai besar dan terkenal dengan pidatonya yang memukau, Kyai Bisri Mustofa, pengasuh Ponpes Roudlotut Tholibin Leteh Rembang, sering pergi ke luar kota untuk berceramah memenuhi permintaan ummat. Karena seringnya meninggalkan santrinya, Kyai risau juga, sampai-sampai ketika hendak naik ke podium untuk berceramah Makakyai selalu berkoordinasi dengan sebagai pengelola dan pimpinan pengurus-pengurus yang lain dan bertanggung jawab dalam urusan juga santri-santri yang menjadi dana selain dana yang berasal dari pengurus ISBAD (ikatan santri santri untuk memajukan Beddian) dan IQBAL (ikatan guru keberlangsungan proses belajar bantú al-Utsmani) dalam RibuanKyai dan Santri Seluruh Indonesia Doakan Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024. Surabaya, Istighosah Akbar dan Doa untuk Negeri digelar Barisqn Santriwan dan Santriwati Indonesia (BSSI) bersama alim ulama beserta para habaib Dalam acara itu, semuanya mendoakan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menjadi Presiden RI 2024. Berikutbeberapa tips menghadapi santri yang tidak betah bagi para orang tua atau para pengurus pondok dari alasantri. 1. Ingatkan tentang Meluruskan Niat. Sangat penting bagi setiap santri yang masuk pesantren untuk diingatkan kembali tentang niat mereka. Bukan apa-apa, ada saja santri yang berpikiran bahwa mereka mondok bukan karena keinginan madu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dakwah yang digunakan Kyai terhadap ibadah shalat maghrib berjamaah santri di pondok pesantren Mambaul Ulum. Jenis penelitian ini penelitian lapangan (field research) sifat penelitian ini deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan uIWs. Home Rohani Senin 29-05-2023 / 1203 WIB - – Artikel dari kali ini akan membahas tentang contoh untuk guru dengan menggunakan bahasa Inggris. Kalian bisa membaca puisi untuk kyai dengan bahasa yang indah ini sebagai kado atau persembahan untuk guru kalian. Cek pembahasan selengkapnya di bawah ini. Banyak orang yang suka menuliskan puisi. Puisi sendiri merupakan ragam sastra yang memiliki makna mendalam. Berdasarkan KBBI, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Puisi juga dikenal sebagai seni tertulis yang isinya merupakan ungkapan pikiran, perasaan, mengandung pesan, dan bahasanya indah. Puisi bisa ditulis untuk siapa saja, untuk teman, ayah ibu, keluarga, sahabat, guru, dan lain sebagainya. Kali ini kami akan berfokus kepada puisi untuk kyai dengan menggunakan bahasa - bahasa yang indah. Baca juga Contoh Puisi Singkat Tema Cita-citaku Menjadi Dokter Latih Kemampuan Membaca Puisi Kamu Disini Khusus Pelajar SD Baca juga Contoh Puisi Dengan Judul Cita Citaku Menjadi Dokter , Cocok Buat Tugas Sekolah Pelajar SD/MI Hingga SMP! Baca juga Contoh Pupuh Lambang Sunda, Puisi Tradisional yang Penuh Kesenian Contoh Puisi Santri Untuk Kyai Berbahasa yang Indah Doa untuk Kyai Detik waktu terus bergulir Sepak terjangmu akan selalu dinanti Perjuangan hebatmu sangat berarti Mendidik kami para santri Sumber BERITA TERKAIT UPDATE TERBARU Di suatu malam yang ditumpahi cahaya bulan, seorang kiai sepuh dari Jawa Timur bertutur. Ratusan santrinya menyimak kalimat demi kalimat yang keluar laksana mutiara. Dengan nada pelan dan santai, sang kiai memberi nasehat yang kurang lebih demikian***Saya ini dulu sudah mengaji lebih dari tiga puluh tahun, tapi perasaan saya tak dapat ilmu, kecuali hanya sedikit saja. Namun, saya selalu setia dengan proses ini, proses belajar ala pesantren, taat pada metode pembelajaran para kiai dan ulama ketika dulu mengaji Kitab Ihya Ulumuddin baru beberapa lembar saja, kiai saya sakit, sampai dua tahun, mendekati tiga tahun. Selama itu pula saya setia menunggu beliau. Setelah beliau sembuh, saya baru dapat melanjutkan mengaji Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali. Saya juga mengaji kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah seletelah tiga puluh tahun lebih mengaji, saya dapat membaca kitab-kitab kuning apa saja yang telah diajarkan oleh kiai saya. Namun, seakan itu hanya di lidah saya saja, tak sampai tenggorokan. Belum menancap di hati saya. Kemudian, tanpa saya duga, kiai saya meminta saya untuk menikahi putri beliau. Saya kaget kenapa mesti saya? Saya itu kan tidtak punya apa-apa? Saya juga bukan kategori orang yang bisa bekerja. Usut punya usut, ternyata kiai saya menikahkan putrinya kepada saya justru karena ketidakpunyaan saya. Karena saya tidak punya harta benda. Ini, lho, berkah saya tidak punya apa-apa, saya malah menjadi menantu kiai saya membanyol kiai memilih kamu yang tidak punya apa-apa agar kamu tidak berani mempoligaminya! Haha, banyolan saudara saya ini ada-ada saja. Mana mungkin saya berani menduakan putri kiai saya saya membantu mengajar di pesantren kiai saya, sampai kemudian ayah saya meninggal dunia. Karena dirumah ayah saya punya pesantren, saya mesti kembali. Saya pamit kepada kiai sayaKiai, saya pamit, saya harus pulang, ayah saya meninggal dunia, kata saya. Kiai menjawab, oh iya betul, kamu harus pulang. Punya tinggalan pesantren harus terus kiai, ada satu hal yang ingin saya minta saya ini tidak punya apa-apa. Mohon minta doa amalan kepada kiai, agar saya mudah mendapat rejeki, pinta diberi amalan doa, saya malah dimarahi Huuussss!!! Kamu ini gimana, seperti tak percaya kepada Allah saja!!!Sontak saya tercekat kaget, tak karu-karuan rasanya. Marah betul di situlah, di akhir-akhir dengan kiai saya itu, hanya pertemuan sekitar lima menit, ilmu kiai saya tertancap ke dalam hati. Karena marahnya kiai itu, saya jadi ingat semua apa-apa yang di dalam Al-Quran, Hadits dan kitab-kitab, termasuk yang ada di Ihya’ dan jadi ingat ayat Al-Quran Wa ma min dabbatin fil-ardhi illa alallahi rizquha; dan tidak ada satu binatang melatapun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya QS. Hud [11] 6. Saya jadi ingat “...Wamayyattaqillaaha yaj allahu mahrajan. Wayarzuqhu minhaitsu laayahtasib, wamayya tawaqal alallaahi fahuwa hasbuhu, inalallaha balighu amrihi qad ja alallaahu liqulli syai in qodron.”. ...Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rejeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." QS. At-Thalaq 65, 2-3Lima menit itu benar-benar mengubah saya. Yang tadinya ilmu hanya di lidah, sepertinya masuk ke hati saya. Hati saya jadi tawakkal, pasrah kepada Allah. Apa yang selama ini saya kaji di kitab-kitab itu, baru saya rasakan setelah kiai memarahi dalam tempo lima menitan itu. Saya jadi mantap menjalani saya bertanya kepada istri saya Dik, kita akan pindah. Namun rumah ayah saya kini diwarisi adik saya. Saya sudah tidak punya rumah. Apa jawaban istri saya? "Saya tidak menikah dengan rumahmu, Mas." Begitulah jawabannya. Saya jadi benar Hadis Nabi memilih istri itu yang terpenting adalah karena faktor agamanya... fadzfarbidzaatitdieni, Muhammad juga demikian menjodohkan putrinya dengan Sayyidina Ali kw, salah seorang yang miskin secara duniawi, namun pandai ilmu agamanya. Padahal, banyak sahabat Nabi yang kaya demikian salah satu sahabat beliau, Abu Hurairah. Ketika beliau mendapati putrinya yang sudah berumur untuk menikah, beliau bertanya lelaki seperti apa yang engkau mau? Sang putri menjawab dua syarat. Pertama pandai dalam ilmu, dan kedua miskin. Abu Hurairah membalas balik syarat pertama bisa kumengerti. Tapi, untuk apa syarat yang kedua? Sang putri menjawab agar dia tidak berani nikah lagi. Begitulah. Orang-orang dulu begitu hati-hati dalam urusan harta. Maka saya minta, jika anda sekalian menuntut ilmu, niatnya jangan karena ingin harta. Jangan karena ingin jabatan atau kedudukan. Jangan karena ingin dipuji orang lain. Jangan karena dunia. Tapi niatilah menuntut ilmu untuk mencari ridla Allah semata. Insya Allah nanti Allah yang salah satu kandungan yang ada dalam kitab Ihya dan Kitab Hikam. Ini kitab tasawuf, yang kadang agak bertentangan dengan pendpat ulama fiqih. Namun, kitab ini ampuh, sudah diakui setelah jadi, kitab Ihya ini akan dilarang oleh seseorang yang alim. Orang itu menyuruh murid-muridnya agar kitab itu dimusnahkan, karena isinya dianggap bertentangan. Sebelum sempat memusnahkan, orang itu mimpi bertemu dengan Rasulullah, Abu Bakar dan Umar bin Khattab ra. Ia melihat Imam Ghazali bersamanya dan mengadukan perihal kitab ini yang ingin dibakar. Ternyata rasulullah mengatakan kitab itu baik. Rasulullah kemudian mencambuk orang yang alim itu. Meski dalam mimpi, ketika bangun tidur, bekas pukulan membekas dalam tubuh, sampai waktu yang lama. Setelah itu orang alim itu bertaubat, mau mempelajari kitab Ihya’ dan bahkan ditemui Rasulullah dalam mimpi. Kisah lengkapnya dalam Kitab Awariful Ma'arif karya Imam Syaikh Syahrowardi, ed.Imam Ghazali - sang Hujjatul Islam, pengarang kitab itu – ternyata tak sembarangan dalam menulis hadits. Tiap kali menulis hadis untuk dimasukkan ke kitab Ihya, beliau berwudlu, kemudian shalat sunnah, kemudian istikharah terlebih dahulu. Pasca itu, sepertinya beliau dibimbing Nabi dalam mimpi, ataupun melalui peristiwa lain. Misalnya, setelah itu, hadis yang ditulis itu dicium, apakah baunya wamgi atau tidak? Kalau baunya wangi, ini berarti benar-benar dari nabi. Kalau tidak wangi beliu tinggalkan hadits itu, tidak dimasukkan dalam kehebatan para ulama salaf. Mengapa di pesantren kitab-kitab para ulama salaf masih kita kaji. Apa maksud dari kitab ulama salaf itu? Yaitu kitab-kitab yang dibikin oleh para ulama yang tulus, bersih, jujur, wira’i, dan hanya berharap ridha dari Allah. Bukan untuk mendapat ganti cetak royalti yang melebihi harga cetaknya. Beliau-beliau menulis bukan karena uang, ketenaran, jabatan atau yang lainnya, tapi karena mengharap Ridla Allah anda yang belajar di pesantren dan membelajari kitab karya ulama-ulama terdahulu harus bersyukur. Dan banggalah, jangan minder. Dan jangan berhenti belajar. Usahakan apa yang anda pelajari menjadi laku dan menancap dalam hati. Karena soal hatilah yang paling sulit di dunia ini. Kalau soal ilmu dunia, skill, itu mudah. Tapi soal hati ini jadi santri. Kiai Mahrus Ali, guru saya, itu ya cuma mengaji di pesantren seperti ini, tapi beliau bisa mencari solusi problem-problem kebangsaan, dan sering dengan Bung Karno dan tokoh bangsa lainnya. Mbah Hasyim Asy’ari dulu juga begitu, dengan mempelajari kitab-kitab para ulama salaf. Toh beliau mampu berkontribusi banyak untuk bangsa dan minder jadi santri. Bila perlu, pakailah identitasnya, seperti sarung dan peci misalnya. Mbah Mahrus Ali dulu pakai sarung, tak pernah pakai celana. Toh beliau diterima oleh segenap tokoh bangsa. Pula Kiai Hasyim Asy’ari, yang oleh Jepang dianggap Bapak Umat Islam Indonesia, kemana-mana sering pakai sarung. Dan beliau-beliau mampu menjadi rujukan persolan agama, bangsa dan para kiai hari ini juga sebenarnya bukan tidak mengerti persoalan bangsa. Hanya karena memang ada yang sementara diam. Karena memang, dari kitab ulama salaf yang diajarkan di pesantren itu, bisa untuk apa-apa. Maka, banggalah jadi santri. Jangan pernah merasa minder. Nanti bangsa dan negara ini akan butuh kalian. Butuh orang-orang yang jujur dan bisa lihat, bagaimana kondisi negara ini hancur ditangan orang terdidik. BLBI belum selesai, ada Century. Century belum selesai, ada lagi dan lagi. Terus begitu, saking ruwetnya. Mereka tak akan kuat terus menerus seperti itu. Masalah belum ketemu solusi, sudah masalah lagi. Ini persoalan utama ada pada dalam beberapa tahun kedepan, bangsa dan negara akan butuh kalian, butuh orang orang yang jujur, bisa dipercaya. Orang-orang akan datang ke kita, ketika ketidakjujuran dan saling-tipu sudah membabi buta ilmu sampai kedalam hati. Meski kelak kamu jadi apa saja, dan melanglangbuana ke Eropa misalnya, hati kalian masih berpijak pada pesantren ini, memegang apa yang diajarkan para kiai dan ulama jangan lupa, untuk senantiasa shalat di awal waktu, dan lebih-lebih dilakukan secara berjamaah. Jika sudah beristri kelak, jadilah imam istri kalian dalam shalat berjamaah. Jika anda sekalian memenuhi kewajiban kalian, Insya Allah nanti Allah sendiri yang menata kita ini malu. Bahkan, Ibnu Athaillah sendiri heran kenapa untuk disuruh masuk surga saja harus “dipaksakan”. Ini kan mengherankan. Coba saja shalat subuh berjamaah, misalnya, itu jelas sangat utama, jalan menuju syurga, tapi sulit orang menjalankannya. Padahal itu jalan menuju kebahagiaan. Hal-hal yang wajib, lebih-lebih yang sunnah, itu kan dari Allah agar kita menuju ke kebahagiaan, tapi seringkali sulit orang mudah-mudahan ini semua bermanfaat untuk kita semua. Amin Allahumma Amin.***Nasihat-nasihat itu, kurekam dalam kepala. Kuolah dengan penangkapanku, kemudian kusarikan dalam tulisan ini dengan caraku sendiri, yang jelas tak persis seluruhnya. Kuambil yang ingat-ingat saja, kutambahkan dan kurangi apa yang menurutku membantu pemahaman. Nasehati itu disampaikan oleh sang kiai sepuh ketika mengisi ceramah pada khataman Kitab Ihya dan Al-Hikam. Meski hanya sebentar, nasehat Kiai Sepuh itu begitu bermakna, dan mengingatkan kembali nilai-nilai islami dan kemudian, kiai sepuh itu adalah almarhum KH. Abdul Aziz Mansyur, Pimpinan Pesantren Paculgowang. Mbah Aziz, begitu beliau bisa disapa, kemudian banyak menelurkan dan menyunting buku. Bahkan beliau menjadi pimpinan tertinggi Ketua Dewan Syuro PKB, dikenal kealimannya, serta menjadi tokoh nasional. Beliau bercerita semasa nyanti di Pesantren Lirboyo, Kediri. Dan ceramah itu, ditayangkan di TV9 malam jumat 28/12 lalu. Untuk beliau, al-Faatihah. Ahmad Naufa Kyai adalah sosok yang sangat penting bagi seorang santri. Jika Anda adalah seorang santri, pasti Anda merasakan betul bagaimana pengaruh kyai dalam hidup Anda. Puisi santri untuk Kyai, tentunya akan menjadi salah satu bentuk ekspresi yang baik untuk ini berbagai contoh puisi dari santri untuk kyai yang bisa Anda contoh!Puisi Doa untuk KyaiPuisi untuk kyai yang baru saja meninggalPuisi untuk kiai setelah lulus dari pondokPuisi permintaan maaf untuk kiaiPuisi Sanjungan untuk kyaiPuisi pertama yang saya buat ditujukan untuk memberikan ucapan selamat dan doa kepada sang kyai yang tengah berulang untuk Kyai Detik waktu terus bergulirSepak terjangmu akan selalu dinantiPerjuangan hebatmu sangat berartiMendidik kami para santriSelamat ulang tahun kyaiku tercinta…Semoga hidupmu semakin membawa maslahatBerdiri tegak memberi manfaatKepada kami yang faqir agamaSelamat ulang tahun Kyaiku tersayang…Kami senantiasa menyayangimuKami akan selalu takzim padamuTak ada sedikitpun rasa ingin mengkhianatimuKyaiku tercinta…Kami senantiasa mendoakanmuKami akan selalu mendukungmuDalam keadaan suka maupun dukaKyiaiku tersayang…Ilmumu akan selalu ku kenangKasih sayangmu takkan tergantikanPetuahmu menjadi penerangDalam menapaki gelapnya zamanKyaiku Tercinta…Ku berharap Allah selalu menjagaMenjadikanmu hamba pilihannyaMengalirkan berbagai karuniaNyaTeruntuk kyaiku tercinta, ulama mukhlis yang senantiasa membimbing serta mendidik dengan penuh kasih sayang, meski kami terkadang malas dan enggan untuk kyai yang baru saja meninggalPuisi kedua yang saya buat menggambarkan sebuah ekspresi kesedihan dari seorang santri atas berpulangnya sang kyai ke jalanDuhai kyai…Mengenali membuatku merasa tak lagi sendiriDulu…Aku merasa tak punya tempat menepiTak tau arah hidup dan jati diriKesendirianku menjadikanku hampir matiKemarin…Aku seperti tulang berjalanBerteriak di lintasan tak diacuhkanBersemayam di persimpangan jalanSeperti hewan peliharaan yang tak bertuanKini…Kehadiranmu merubah segalanyaAku seolah terasuki kebahagiaan tiada taraYang membuatku memiliki semangat dalam jiwaDan, ini terjadi setelah berjumpa denganmuKemudian aku menelurkan karya demi karya yang tertataSemua berkat dari doa serta nasihatmuKyaiku…Puisi ini bukan sekedar kataKau datang memberiku makna cinta dan duniaMenjadikan hidupku kembali bermaknaKau kan senantiasa abadiDi hatiku yang penuh dengan salah dan alfaIni bukan basa-basiTanpamu hidupku seolah tiada berartiKini, engkau telah pergi…Meninggalkanku menuju keabadian ilahiMenemui sang Khaliq rabbul izzatiAku seolah tak percayaMengapa begitu cepat kau pergiNamun tentu itu adalah takdir ilahiKini ku hanya bisa berdoa dan meratapiSemoga engkau mendapat nikmat abadiPuisi untuk kiai setelah lulus dari pondokPuisi ketiga ini saya buat untuk menggambarkan bagaimana jasa kyai bagi seorang santri setelah lulus dari pondok ku kembali menjalani kehidupanKehidupan fana yang melenakanMeninggalkan hidup kesederhanaanYang ada di dunia kepesantrenanNamun, ada satu hal yang takkan kulupakanYang akan senantiasa ku pertahankanHingga malaikat Izrail memisahkanYaitu, takdzim kepadamu wahai kyaikuKyaiku…Kau senantiasa membaktikan hidupnmu demi ilmuMengalirkan air kehidupan di setiap waktuMenanamkan ahlak dan ilmu yang terpaduEngkau membimbing tanpa berharap balas budiYang memberi tanpa meminta kembaliMenjadi teladan bagi kehidupan santriMeski terkadang acapkali dikhianatiKyaiku…Aku rindu petuah dan nasihatmuYang senantiasa memiliki sejuta maknaAku rindu ketegasan dan kasih sayangmuYang selalu mengisi hari-hari kuTak terhitung berapa harga semua ituWalaupun tak jarang diri ini berulahKau tegar mendidikku dengan sejatinya tak dapat digambarkanMeski ku menghabiskan ribuan pena berbuluHal itu tidak cukup menggambarkan jasa-jasamuYang seperti luasnya laut hal yang menjadi tekadkuSekarang dan seterusnyaTugasku hanyalah satu, yaitu hidup sepertimuMenanam kebaikan tak kenal zamanMenjadi penerang di dalam kegelapanDemi menjadi insan cemerlangSeperti dirimu yang senantiasa kukenangMeskipun ku tak yakin dengan dirikuEntahlah apakah aku mampuTapi aku akan tetap mencobaSebab aku tahu, doamu akan selalu bersamakuPuisi permintaan maaf untuk kiaiPuisi ini saya buat untuk menggambarkan permintaan maaf seorang santri yang penuh dengan kenakalan terhadap kyainya yang sabar dalam mendidik juga Ucapan untuk Guru Ngaji TercintaMaafDuhai kyaiku tercinta…Tanpamu kami hidup dengan kebodohanTanpamu kami bak bangkai busuk tanpa kemuliaanTanpamu, kami seperti limbah tak berfaedahTanpamu, Masa depan kami teramat susahDuhai kyaiku tersayang…Engkau telah memerangi kebodohan dalam diri iniEngkau memberikan kami ilmu sewangi kasturiEngkau telah membersihkan kami dari limbah kesesatanDan engkau telah mengajarkan kami ilmu masa depanDuhai kyaiku tercinta…Kami bersyukur atas kesabaranmuMaafkan kami karena gemar membuatmu marahMaafkan kami karena terkadang menjadikanmu sedihDan maafkan kami bila memahami ilmumu dengan susahMaafkan kami, Terkadang kami dengan sengaja melukai kami tak mengacuhkan terkadang kami tak kiaiku tercinta….Maafkan kami,Atas harapan yang tak bisa kami wujudkanAtas asamu yang tak bisa kami dapatkanPerjuanganmu, tak bisa kami hargaiHingga kami, terjerumus jurang kebodohanDuhai kyaiku tersayang…Terima kasih atas perjuangan dan pengorbananmuMengarahkan kami kedalam derajat ilmu dan keimananMenyinari kami hidup dengan cahaya pengetahuanMenyemangati kami dalam meraih impianDuhai kyaiku tercinta…Ku tak bisa lagi berucap kataDalam lantunan doaKu berdoa agar engkau di cintai Yang Maha KuasaSerta hidup dalam rahmat dan karuniaNyaPuisi Sanjungan untuk kyaiPuisi ini saya buat untuk menggambarkan betapa kagum dan cinta seorang santri kepada orang yang faqir dalam ilmuAkulah orang yang lemah dalam imanJika nampak pada diriku suatu kebaikanItu semua atas didikan dan bimbinganmuKyai!Betapa ku tak pantas mendapatkan kasih sayangmuBetapa tak layak untuk menjadi santrimuAmat besar kasih sayangmuMeskipun buruk tingkah dan polah dirikuKyai!Aku merasa sangat malu…Di hadapanmu aku seolah taatTapi di belakangmu terkadang diriku berkhianatDi depanmu aku selau mengangguk patuhTapi di belakangmu aku berlagak angkuhKyai!Terima kasih atas segala nasihatmuTatkala dosa telah menutupi pikirankuPetuahmu selalu menjadi pengingat bagi dirikuKyai!Tatkala rasa putus asa menggerogoti kalbukuNasihatmu menjadi penyemangat hatikuSehingga diriku kembali tegar melalui waktuKyai!Aku hanyalah insan rendahanSeperti hewan yang tak bertuanNamun kau tetap sudi mengarahkanDan bimbinganmu akhirnya membuka harapanKyai!Engkau bak lentera di kegelapan malamMenyelamatkan dari gangguan genggaman kelamMengeluarkan diriku dari kehinaanMenjadi insan yang memiliki sedikit kemuliaanKyai!Engkaulah lenterakuEngkaulah pelitakuEngkaulah pembinakuBaca jugaKaromah Kyai SepuhPesan untuk Anak di PesantrenNah, demikianlah berbagai contoh puisi santri untuk kyai yang bisa Anda baca dan mungkin dijadikan insipirasi. Semoga bermanfaat ya!

doa santri untuk kyai